Stellar Transformation Vol 1 Chapter 1

| Rabu, 27 Mei 2015

Qin Yu

TL : Sorato
PR : ane


Suatu hari di musim salju. Setelah hujan salju yang lebat berhenti, Kota Yan tampak seperti diselimuti oleh mantel berwarna perak. Sebagai sebuah kota yang berukuran sangat besar, Kota Yan mampu mengakomodasi beberapa juta orang di dalamnya, dan maka dari itu, Rumah Besar yang dimiliki oleh orang yang bertanggung jawab atas 3 negara yang menyusun wilayah Timur – 'Pangeran Penguasa Timur' Qin De – terletak di dalam kota tersebut.


Rumah Besar dari Pangeran Penguasa Timur menempati area yang luar biasa besarnya, dengan pintu masuk utamanya yang selalu terbuka. Pintu masuk utamanya juga berukuran sangat besar, cukup untuk dilewati oleh 6 atau 7 orang pada waktu yang sama.


Ditambah lagi, ada dua pria kuat dengan tinggi badan sekitar 2 meter dan penampilan mereka yang seperti diukir dari batu berdiri di sisi kiri dan kanan pintu masuk, dengan tatapan dingin mengamati kerumunan orang yang berlalu lalang. Masing-masing dari mereka membawa pisau besar berwarna merah darah di punggung mereka yang berotot. Hanya dengan melihatnya sekilas saja, orang bisa menebak bahwa pisau yang mereka bawa memiliki panjang minimal 1,5 meter.


Ini adalah suatu hari di musim salju, tanah yang berada di bawah kaki mereka diselimuti oleh salju secara menyeluruh, suhu udara benar-benar rendah, dan bahkan sungai pun membeku, namun kedua pria tersebut bertelanjang dada.


Walau begitu, itu bukanlah hal yang paling mengejutkan. Apa yang lebih mengerikan adalah, ada seekor harimau ganas yang berdiri di samping mereka masing-masing.


Kedua harimau itu berwarna merah seperti api yang membara dari ujung kepala sampai ujung kaki mereka, dan memiliki panjang tubuh sekitar 2 meter. Setiap kali mereka mengayunkan ekor mereka yang mirip seperti pecut besi, mereka mampu menyebabkan udara yang ada di sekitar mereka bergetar. Mata mereka memancarkan cahaya dingin. Kedua harimau ini memiliki sebutan “Fierce Tiger.”


Tiba-tiba, ada 2 pria yang berjalan keluar dari dalam Rumah Besar milik Pangeran Penguasa Timur. Mereka juga bertelanjang dada, dan menggiring masing-masing seekor Fierce Tiger. Mereka datang untuk berganti giliran menjaga dengan dua orang lainnya.


Berbagai orang dengan sengaja berjalan melewati jalur yang ada di depan Rumah Besar, entah apakah mereka anggota dari keluarga yang kaya raya, bangsawan, maupun orang biasa di Kota Yan.


Di dalam sebuah halaman terpencil di dalam Rumah Besar milik Pangeran Penguasa Timur, ada seorang pria separuh baya berpakaian hijau yang sedang duduk di sebuah bangku batu. Seorang anak laki-laki yang manis duduk di atas pangkuannya. 12 orang berdiri di hadapannya. Dari kedua belas orang ini, ada orang tua, wanita cantik, dan juga pemuda-pemuda, namun mereka semua memiliki satu hal yang sama – mereka semua berpakaian ungu.


“Ayah, untuk apa ayah memanggil begitu banyaknya guru?” tanya Qin Yu, yang baru berusia 6 tahun dan sedang duduk di pangkuan ayahnya. Sambil meremas-remas bola salju yang ada di tangannya dengan santai, Qin Yu menatap ayahnya, Qin De, dengan ragu.


Qin De membelai kepala Qin Yu dengan penuh kasih sayang, kemudian ia mengangkat kepalanya dan menghadap ke arah 12 orang berpakaian ungu. Tiba-tiba dia berkata: “Kalian sudah mendidik Yu'er selama beberapa waktu. Baik, jangan merasa ragu. Beritahu aku kalau kalian memiliki penilaian tertentu.”


Kedua belas orang tersebut saling melihat satu sama lain. Kemudian, seorang pria berjanggut putih mengambil satu langkah maju. “Yang Mulia,” ucapnya, “setelah mengamati Pangeran Ketiga dari berbagai aspek, kami melihat bahwa Pangeran Ketiga memiliki minat terhadap beberapa keterampilan yang tidak biasa, namun sama sekali tidak memiliki minat dalam urusan-urusan yang berhubungan dengan kekuasaan. Menurut penilaian kami, mustahil bagi Pangeran Ketiga untuk menjadi seorang pemimpin yang sempurna.”


Tampaknya agak subjektif bagi mereka untuk melontarkan pernyataan seperti itu, mengingat mereka baru berhubungan dengan si anak laki-laki selama beberapa hari, namun walau begitu, Qin De tetap tidak meragukan penilaian mereka.


Ia menarik nafas dalam-dalam, menatap Qin Yu yang tidak menyadarinya, dan berkata dengan senyum paksaan: “Begitu ya. Yu'er ini mirip seperti ibunya. Dia tidak memiliki minat terhadap kekuasaan duniawi. Tapi dalam berlatih ilmu bela diri, dia...”


Setelah berbicara hingga titik tersebut, Qin De mendadak berhenti. Kemudian ia melambaikan tangannya dan berkata: “Dalam periode waktu ini, pasti merepotkan bagi kalian. Kalian boleh pergi meninggalkan Rumah Besar sekarang.”


“Baik Yang Mulia!”


Kedua belas orang membungkuk secara serempak, kemudian pergi meninggalkan halaman kecil yang terpencil tersebut.


Kini hanya ada Qin De dan putranya Qin Yu di dalam halaman tersebut. Qin De tetap terdiam. Setelah beberapa saat, ia menatap Qin Yu dengan tatapan yang penuh makna. Bagaimanapun juga, Qin Yu yang baru berusia 6 tahun masih belum bisa memahami makna dari tatapan tersebut.


“Ada apa dengan ayah? Mengapa ayah terdiam?” pikirnya. Namun dia adalah anak yang sangat pintar, jadi dia tidak ingin mengganggu ayahnya. Sebagai anak yang tidak memiliki ibu sejak ia masih sangat kecil, di dalam hatinya, ayah adalah orang yang paling penting, bersama dengan kedua kakak laki-lakinya.


Setelah beberapa waktu berlalu, Qin De masih terduduk. Selama itu pula, Qin Yu duduk di atas pangkuan ayahnya tanpa mengucapkan sepatah katapun.


Tiba-tiba, terdengar suara teriakan burung bangau.


Seekor burung bangau berwarna putih, “Xian Crane”, melayang ke arah mereka. Di atas Xian Crane tersebut, duduk seorang pria separuh baya berwajah tampan dengan sikap elegan dan lembut. Xian Crane tersebut hanya membutuhkan waktu sesaat untuk tiba di halaman.


Segera setelah ia melihat pria separuh baya tersebut, Qin De berdiri dan buru-buru bertanya: “Kakak Feng, ada sesuatu yang salah dengan dantian milik Yu'er. Apa mungkin, kau bisa...”


Melihat Qin De bersikap seperti itu, Fengyuzi tentunya mengetahui apa yang salah dengan sahabat baiknya ini. Fengyuzi hanya menghela nafas dan berkata: “Seperti yang sudah aku katakan sebelumnya, sama sekali tidak ada harapan bagi Yu'er untuk bisa berlatih ilmu bela diri, Yang Mulia. Dantian miliknya yang sangat aneh tidak mampu mengumpulkan energi internal, jadi tentu saja dia tidak bisa berlatih ilmu bela diri. Dantian semacam ini adalah bawaan sejak ia lahir, dan kemungkinan untuk menemukan orang lain dengan kondisi yang sama diantara jutaan orang lainnya pun sangat rendah. Jadi aku juga tidak memiliki solusinya.”


Mendengar penjelasan Fengyuzi, Qin De perlahan duduk kembali dan merenung untuk waktu yang lama.


“Ayah, apa itu energi internal? Kenapa dantianku tidak bisa mengumpulkan energi internal? Barusan, guru-guru itu juga berbicara tentang seorang penguasa atau apa namanya itu. Apa maksud mereka ayah?” tanya Qin Yu, dengan ragu dan menunjukkan matanya yang lebar.


Ia mampu mengingat dengan jelas ucapan-ucapan yang tadi dilontarkan di hadapannya.


Di dalam hatinya, Qin De tersenyum pahit, namun dia tetap menenangkan Qin Yu: “Yu'er, jangan tanya banyak-banyak. Kamu tidak suka belajar ini dan itu, dan mau pergi ke Vila Berkabut, benar kan?”


Kedua mata Qin Yu segera bersinar dengan kegembiraan, mirip seperti bintang-bintang yang cerah di langit malam hari. Ia berkata: “Ah, jadi aku tidak perlu mempelajari buku-buku yang membosankan itu lagi? Vila Berkabut, aku suka pemandian air panasnya, aku suka memandangi bintang-bintang di langit, dan aku suka melihat matahari terbit di sana.”


Qin De tersenyum: “Baik, baik, baik, Yu'er, kalau kau mau, aku akan memberikan Vila Berkabut itu kepadamu. Ada juga 1,000 prajurit kuat yang akan menuruti perintahmu. Kalau kamu menginginkan sesuatu, langsung saja beritahu ayahmu.”


“Ah hah, ini luar biasa. Wow, sekarang Vila Berkabut menjadi milikku. Aku akan bisa berendam di pemandian air panasnya setiap hari. Rasanya pasti akan sangat nikmat,” ucap Qin Yu. Kedua pipinya tampak merah karena bahagia.


Senyuman yang ada di wajah Qin De tampak seperti benar-benar dipaksakan, namun Qin Yu masih belum menyadari adanya hal yang salah.


“Aku senang kamu menyukainya. Yu'er, lebih baik kamu tidur dulu. Kapanpun kamu mau pergi ke Vila Berkabut, kamu hanya perlu memberitahu Kakek Lian,” Qin De tersenyum sambil menepuk kepala Qin Yu.


“Sampai jumpa ayah. Sampai jumpa Paman Feng.” Qin Yu melambaikan tangannya dan masuk ke dalam kamarnya.


Qin De tersenyum sembari melihat Qin Yu masuk ke dalam kamarnya. Mendadak, wajahnya menjadi serius. Dengan satu goyangan tubuhnya, ia tampak seperti berubah menjadi gumpalan asap berwarna hijau dan menghilang dari dalam halaman. Fengyuzi juga ikut menghilang setelah Qin De, seperti serat kapas yang melayang-layang.




Pada saat ini, ada 3 orang yang sedang berkumpul di sebuah ruang rahasia di dalam Rumah Besar Pangeran Penguasa Timur – Qin De, Fengyuzi, dan seorang cendekiawan yang mengenakan pakaian berwarna hitam dan membawa sebuah kipas lipat di tangannya.


“Yang Mulia, apakah anda telah membuat keputusannya?” Si cendekiawan berpakaian hitam menatap Qin De dan bertanya dengan ragu.


Qin De mengangguk: “Karena Yu'er tidak bisa menjadi seorang pemimpin atau seorang pendekar dengan tingkat Xiantian, akan lebih baik bila dia tidak berpartisipasi dalam rencana ini. Sungguh sangat disayangkan, gara-gara dantian aneh yang ia miliki, mungkin satu-satunya hal yang bisa aku berikan kepadanya adalah kebahagiaan dan ketenangan selama sekitar 10 tahun. Saat waktunya tiba untuk menjalankan rencanaku, Yu'er juga tidak akan bisa merasakan hari-hari yang damai lagi.”


Fengyuzi berpikir untuk sesaat, dan kemudian memutuskan untuk berbicara.


“Yang Mulia, haruskah rencana anda ini dieksekusikan? Anda seharusnya tahu konsekuensi yang akan muncul setelah rencana anda dijalankan, benar begitu?” tanya Fengyuzi sekali lagi.


Wajah Qin De langsung menjadi serius. Kedua matanya memancarkan cahaya dingin. Ia berkata: “Tidak peduli apakah ini demi leluhur dari klan Qin atau demi Jing Yi, rencana ini tetap harus dijalankan. Jing Yi telah meninggalkan 3 anak kepadaku, dan sekalipun ada sesuatu yang salah dengan dantian milik Yu'er, namun baik Feng'er maupun Zheng'er masing-masing memiliki bakat dalam ilmu bela diri dan kesusasteraan, dan itu sudah cukup untuk mensukseskan urusan ini. Xu Yuan, apakah langkah pertama dari 'Catur Bayangan' sudah dimulai?”


Cendekiawan berpakaian hitam, Xu Yuan, melambaikan kipas yang ada di tangannya beberapa kali, kemudian melipatnya dan berkata sambil tersenyum: “Jangan khawatir, Yang Mulia. Semuanya sudah berada di dalam genggaman tanganku.”


“Bagus. Bagus sekali,” kedua mata Qin De memancarkan hawa membunuh.


***


Tempat dimana Pangeran Penguasa Timur Qin De tinggal memiliki nama Benua Qian Long, yang memiliki area yang sangat besar. Hingga hari ini, tidak ada satu orang pun yang berhasil mengukurnya.


Hal itu dikarenakan fakta bahwa bagian paling timur dari Benua Qian Long ditempati Hutan Rimba yang sangat luas. Hutan Rimba tersebut memiliki banyak pegunungan yang menjulang tinggi, dan diselimuti oleh pohon-pohon yang tebal. Hutan tersebut juga dihuni oleh monster, yang kerap disebut sebagai “Demonic Beasts”, yang tak terhitung jumlahnya. Semakin dalam seseorang masuk ke dalam Hutan Rimba, semakin membahayakan pula makhluk-makhluk yang akan ia temui. Karena itulah, bahkan pendekar-pendekar kuat bergelar kehormatan 'Shangxian' di Benua Qian Long saja masih belum bisa menjelajahi Hutan Rimba secara menyeluruh.


Di sisi barat dari Hutan Rimba, ada 3 kerajaan besar, yang masing-masing dikuasai oleh Dinasti Chu, Dinasti Ming, dan Dinasti Han.


Total populasi dari ketiga kerajaan tersebut mencapai kisaran 10 milyar orang. Wilayah dari benua itu sangatlah luas. Dari ketiga dinasti yang ada, yang paling kuat adalah Dinasti Chu, namun ada satu klan spesial yang tinggal di dalam kerajaannya – Klan Qin.


Klan Qin menguasai 3 negara yang menyusun wilayah Timur dari 12 negara dibawah kekuasaan Kerajaan Chu. Klan ini memiliki peninggalan yang telah diwariskan secara turun temurun selama beberapa ratus tahun. Fondasi dari Klan Qin di dalam 3 negara di wilayah Timur tersebut sangatlah dalam, sampai-sampai Kaisar Chu sendiri akan merasa sangat kesulitan saat berhadapan dengan Klan Qin. Ditambah lagi, klan ini memiliki suatu kesatuan unik yang bernama Kesatuan Fierce Tiger.


Fierce Tiger, berwarna merah dari ujung kepala hingga ujung kaki dan memiliki tubuh yang berukuran cukup besar, adalah suatu tipe harimau tertentu. Metode untuk mengembangbiakkannya secara masal adalah rahasia yang paling penting dari Klan Qin.


Klan Qin membawahi sebuah pasukan yang terdiri dari 600,000 orang, yang 50,000 diantaranya terdiri dari Kesatuan Fierce Tiger. Masing-masing prajurit dari Kesatuan Fierce Tiger mampu mengendarai seekor Fierce Tiger. Memiliki kekuatan serang yang tinggi, ditambah dengan kekuatan para prajurit yang menungganginya, para harimau itu menjadi semakin sulit untuk dikalahkan.


Hanya dengan auman dari 50,000 Fierce Tiger, mereka mampu memberikan kerusakan parah terhadap semangat juang lawan. 50,000 prajurit Fierce Tiger mampu dengan mudah menghabisi pasukan besar yang terdiri dari 100,000 prajurit kuda biasa.


Ilmu bela diri yang tinggi adalah hal yang paling penting di Benua Qian Long. Dari 3 kerajaan besar yang berdiri disana, masing-masing memiliki setidaknya satu Xiuxianist yang bertindak sebagai pelindung negara. Di mata orang biasa, Xiuxianist tampak seperti Dewa. Setelah pedang terbang mereka dihunuskan, mereka mampu memenggal kepala orang dari jarak ratusan ribu li; dengan menggunakan pedang mereka, mereka bisa terbang hingga langit kesembilan. Bukannya tindakan semacam itu hanya bisa dilakukan oleh makhluk abadi— Immortal?


***


Vila Berkabut didirikan di atas Gunung Donglan. Gunung tersebut memiliki puncak ketinggian 3,000 meter, dan karenanya bisa dianggap sebagai gunung yang tinggi.


2 tahun telah berlalu.


Qin Yu sekarang sudah berusia 8 tahun. Tubuhnya sudah tumbuh menjadi sedikit lebih tinggi. Kedua matanya terkadang memancarkan cahaya kecerdasan, namun jauh di dalam matanya, ada tanda-tanda kesedihan. Pada saat ini, Qin Yu sedang berjalan sendirian di sebuah jalan pegunungan, dengan menggendong seekor elang muda berwarna hitam di pundaknya.


“Xiao Hei, 2 tahun sudah berlalu. Ayahku hanya pernah mengunjungiku satu kali dalam waktu 2 tahun ini.” Qin Yu menggigit bibirnya, kemudian berkata kepada elang muda yang bertengger di pundaknya.


Ia menemukan elang muda ini pada saat ia berjalan-jalan di Gunung Donglan satu tahun yang lalu, dan memutuskan untuk mengajaknya pulang. Dengan elang muda tersebut sebagai temannya, ia tidak merasa terlalu kesepian. Ayahnya adalah teman sehari-harinya sebelum ia mencapai usia 6 tahun. Namun sudah 2 tahun penuh berlalu sejak saat itu, dan ia baru pernah melihat ayahnya sekali saja.


Elang hitam itu mengepakkan sayapnya dan membelai wajah Qin Yu yang kekanak-kanakan dengan lembut, dan langsung membuat Qin Yu tertawa.


Setelah berjalan selama beberapa saat, ia tiba-tiba melihat seorang wanita hamil yang dengan susah payah membawa kayu bakar di depannya. Ia segera menghadap kepada elang yang ada di pundaknya dan berkata: “Xiao Hei, ayo kita bantu bibi ini, ya?”


Xiao Hei langsung mengepakkan sayapnya dan menggoyang-goyankan tubuhnya di atas pundak Qin Yu. Tanpa menunggu lama, Qin Yu segera berlari dengan sangat cepat menuju wanita hamil tersebut sambil tertawa.


“Bibi, ijinkan aku untuk membawakan kayu-kayu bakar itu untukmu.” ucap Qin Yu kepada si wanita.


Mendengar ucapan Qin Yu, wanita tersebut meletakkan ikatan kayu bakar yang ia bawa ke tanah dan menyeka keringat yang ada di wajahnya. Saat wanita itu melihat bahwa Qin Yu ternyata hanyalah seorang anak-anak, wanita itu berkata sambil tertawa: “Terima kasih, anak kecil. Bibi bisa membawanya sendiri. Masih ada jarak sekitar 1 li dari sini menuju dusun kami.” Setelah mengucapkan itu, wanita hamil tersebut kembali mengangkat ikatan kayu bakar yang tadi ke punggungnya, dan kemudian melanjutkan perjalanannya.


“Aku bukan anak kecil. Usiaku sudah 8 tahun. Aku yakin aku bisa membawa kayu bakar itu.” Qin Yu melihat keringat yang mengalir di wajah si wanita. Hanya dengan 2 aksi, ia mendadak merebut kayu bakar yang sedang dibawa oleh si wanita dan meletakkannya di balik punggungnya sendiri.


Seikat kayu bakar memang bukan apa-apa bagi orang biasa, namun bagi anak berusia 8 tahun, tentunya itu terasa sangat berat. Namun, karena Qin Yu sering berendam di pemandian air panas Vila Berkabut, tubuhnya pun menjadi jauh lebih kuat daripada anak berusia 8 tahun biasa, dan ternyata dia mampu membawa ikatan kayu bakar tersebut di punggungnya.


“Bibi, lihat, aku bisa kan membawanya? Humph, dan bibi masih bilang kalau aku adalah anak kecil?” ucap Qin Yu dengan bangga. Wajah kecilnya yang kekanak-kanakan sekarang tertutupi oleh debu, dan tampak sangat kotor.


Wanita tersebut sesaat merasa kagum melihatnya. Ia kemudian berkata sambil tersenyum: “Kekuatanmu memang lumayan. Tapi masih ada satu li sebelum kita sampai di tujuan. Aku yakin kamu tidak akan bisa bertahan sampai akhir, nak. Lebih baik kamu menyerahkan kayu itu kepada bibi, agar bibi yang membawanya.”


“Siapa bilang aku tidak bisa membawanya sampai akhir?”


Melihat si wanita hamil menjulurkan tangannya, Qin Yu buru-buru lari ke depan. Kemudian ia memutar kepalanya dan berkata: “Bibi, aku sudah berulang kali berlari mengelilingi Gunung Dolan ini. Aku juga tahu kalau di jarak sekitar 1 li dari sini, ada sebuah dusun. Itu pasti adalah dusun tempat bibi tinggal. Ayo, cepatlah. Hah, bibi tidak secepat diriku!”


Si wanita hamil tersenyum lebar-lebar: “Anak ini, berasal dari keluarga mana dia ini? Memiliki anak seperti ini, orang tuanya pasti merasa sangat bahagia.”


Pada mulanya, Qin Yu tidak merasa kesulitan saat membawa ikatan kayu bakar yang ada di punggungnya, namun setelah berjalan cukup jauh, ia merasa kedua kakinya mulai melemas. Bagaimanapun juga, ia telah menapaki jalur pegunungan sambil membawa ikatan kayu bakar di punggungnya. Walaupun memang Qin Yu memiliki tubuh yang kuat, dia juga hanyalah anak berusia 8 tahun.


Setelah beberapa saat, kedua kakinya mendadak gemetar.


“Nak...” ucap si wanita dengan khawatir.


“Jangan khawatir bibi, ini gampang kok,” ucap Qin Yu setelah ia memutar kepalanya dan berusaha dengan susah payah untuk menunjukkan senyuman di wajahnya. Kalimat tersebut membuatnya terdengar seperti orang yang kuat. Namun jalan pegunungan tersebut tidak setuju dengan apa yang dikatakan oleh Qin Yu. Kaki Qin Yu tersandung oleh sebuah batu, dan tubuhnya pun mulai goyah.


Kemudian seluruh tubuhnya jatuh ke tanah dengan bunyi thud.


Wanita itu segera menghampirinya. Ia mengambil kayu bakar yang ada di punggung Qin Yu, dan membantunya untuk berdiri. Wajah kecilnya kini penuh dengan debu dan tampak benar-benar kotor. Merasa seperti dirugikan, Qin Yu menghadap wanita tersebut dan berkata: “Bibi, sebenarnya.... aku masih bisa membawanya. Barusan, aku hanya tersandung.”


“Baik, bibi tahu kalau kamu masih bisa lanjut. Tapi dusunnya sudah ada di depan situ. Bibi sangat berterima kasih kepadamu.”


Wanita itu meletakkan ikatan kayu bakarnya di balik punggungnya. Melihat bahwa Qin Yu tidak menderita luka, wanita itu membantunya untuk membersihkan wajahnya. Kemudian, wanita itu dengan seksama memberinya peringatan lagi dan lagi agar Qin Yu mau pulang ke rumahnya. Baru setelah Qin Yu mengangguk dan berjanji bahwa dia akan pulang, wanita itu kembali berjalan ke arah dusunnya.


Qin Yu melihat dusun yang jaraknya 100 meter dari tempat dirinya berdiri, dan berkata sambil cemberut: “Xiao Hei, sudah waktunya untuk pulang.” Kemudian ia langsung tersenyum. “Tapi sekarang bibi itu tidak akan terlalu merasa kesulitan lagi. Dia akan segera tiba di dusunnya.”


Senyumannya tampak begitu cerah. Itu adalah senyuman yang datang dari dalam lubuk hatinya.


Di suatu tempat rahasia, di dekat lokasi Qin Yu berdiri, ada 3 orang yang saling memandang satu sama lain. Mereka adalah 3 pendekar yang melindungi Qin Yu secara diam-diam.


Dia adalah putra dari Pangeran Penguasa Timur, dan ditambah lagi, dia juga merupakan Pangeran Ketiga, lalu bagaimana mungkin dia akan dibiarkan untuk berkeliaran di sebuah gunung yang besar sendirian?


“Pangeran Ketiga memang masih anak-anak, namun dia benar-benar baik hati. Aku tidak mengerti, mengapa Yang Mulai mengirim Pangeran Ketiga ke Vila Berkabut. Dalam 2 tahun ini, beliau hanya pernah sekali mengunjungi Pangeran Ketiga. Setiap kali aku melihat Pangeran Ketiga duduk sendirian di puncak gunung semalaman, melihat tubuh kecilnya yang diselimuti oleh angin malam yang dingin, aku merasa sedih,” rintih seseorang dengan suara rendah.


Satu orang lain mengangguk dan berkata: “Kapanpun Pangeran Ketiga memandang langit, ekspresi wajahnya membuat hatiku terasa sakit. Yang Mulia, beliau....ah!”


“Cukup! Apa yang ingin dilakukan oleh Yang Mulia bukanlah sesuatu yang bisa kita pahami. Tugas kita hanyalah untuk melindungi Pangeran Ketiga.”


Tiba-tiba, di jalan pegunungan, seorang pria berkulit gelap dengan tubuh yang mengesankan dan mata sebesar koin perunggu datang dengan kecepatan tinggi sambil mengendarai seekor harimau berwarna merah. Saat ia melihat Qin Yu, ia berteriak dengan suara lantang: “Pangeran Ketiga, Pangeran Pertama dan Pangeran Kedua telah tiba!” Begitu bahagianya Qin Yu mendengar kabar tersebut, sampai-sampai matanya tampak berkilauan. Ia langsung berlari menghampiri pria berkulit gelap tersebut dan melompat ke atas punggung harimau. Wajahnya memerah karena merasa begitu senang. Ia buru-buru berkata: “Paman Wang, cepatlah, ayo berangkat. Ayo kita kembali ke Vila Berkabut!”


Pria tersebut memeluk Qin Yu dengan hati-hati, kemudian ia mengendarai Fierce Tiger untuk menuruni gunung dengan kecepatan tertinggi, meninggalkan gumpalan debu di belakangnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Next Prev
▲Top▲